Rabu, 11 Agustus 2010

BASALT


1. Basalt (Basalt)


Batuan beku yang berwarna gelap (hitam), berbutir halus dan mengandung banyak mineral Plagioklas dan Piroksen, kandungan silika (SiO2) rendah (45–50%). Basalt terbentuk dari larutan magma yang menerobos hingga mencapai ke permukaan bumi berbentuk lava yang kemudian membeku dengan cepat.

  • Proses Terbentuknya: Batu Basalt adalah batuan beku vulkanik, yang berasal dari hasil pembekuan magma berkomposisi basa di permukaan atau dekat permukaan bumi. Biasanya membentuk lempeng samudera di dunia.
  • Kandungan Mineral: Gelas vulkanik, plagioklas, piroksin. Amfibol dan mineral hitam. Kandungan mineral Vulkanik ini hanya dapat terlihat pada jenis batuan basalt yang berukuran butir kuarsa, yaitu jenis dari batuan basalt yang bernama gabbro.
  • Warna: Abu-abu gelap atau hitam.
  • Tekstur: Afanitik yang terdiri atas mineral gelas vulkanik, plagioklas, piroksin. Amfibol dan mineral hitam.
  • Struktur: Massive karena bersifat keras dan tidak ditemukan retakan-retakan atau lubang-lubang yang menandakan pernah terjadi keluarnya gas.


GABRO


2. Gabro (Gabbro)


Batuan beku berbutir kasar, komposisi mineralnya sama yang dikandung oleh Basalt. Batuan ini berasal dari magma yang proses pembekuannya secara perlahan dan lebih dalam dari permukaan bumi (plutonik) dibanding proses pembekuan basalt, sehingga butiran mineralnya tumbuh lebih besar.

Proses Terbentuknya: Terbentuk dari magma yang membeku di dalam gunung. Termasuk batuan beku dalam. terbentuk pada suhu pembekuan yang relatif lambat sehingga bentuk mineralnya besar-besar.
Kandungan Mineral: Gabro – basalt: intermediet-mafik, mineral utama plagioklas (Ca), sedikit Qz dan K-feldspar. Gabbro – basalt foid: intermediet hingga mafik, mineral utama felspatoid (nefelin, leusit, dll), plagioklas (Ca) bisa melimpah ataupun tidak ada sama sekali. Gabro – Basalt tersusun dari magma yang bersifat basa dan terdiri dari mineral-mineral olivine.
Warna: Gelap kehijauan dan coklat bercampur putih.
Tekstur: Fanerik dengan mineral yang dapat dilihat langsung secara kasat mata dan mineral yang besar menunjukkan bahwa mineral tersebut terbentuk pada suhu pembekuan yang relatif lambat sehingga bentuk mineralnya besar-besar.
Struktur: Massive tanpa rongga atau lubang udara maupun retakan-retakan.

GRANIT


3. Granit (Granite)


Disebut batuan beku asam berbutir kasar. Mineral pembentuknya berwarna terang (Kuarsa Ortoklas) proses pembekuannya perlahan dan jauh dari permukaan bumi.
  • Proses Terbentuknya: Batuan ini terbentuk dari hasil pembekuan magma berkomposisi asam yang membeku di dalam dapur magma, sehingga batu ini merupakan jenis batu beku dalam.Kandungan Mineral: Kuarsa 10-4- %, feldspar kalium 30-60 %, plagioklas natrium 0-35%, mineral mafis (biotit, hornblenda) 3%-10%.
  • Warna: Putih dan abu-abu atau campuran keduanya.
  • Tekstur: Holokristalin, feneritik dan berbutir kasar.
  • Struktur: Batu granit mempunyai struktur yang masif.


Karakteristik Batuan Granit
Batuan granit adalah salah satu jenis batuan beku yang memiliki warna cerah, butirannya kasar, tersusun dari mineral dominan berupa kuarsa dan feldspar, serta sedikit mineral mika dan amfibol. Menurut ilmu petrologi, granit didefinisikan sebagai batuan beku yang di dalamnya terkandung mineral kuarsa sebesar 10 – 50 persen dari kendungan total mineral felsik, serta mineral alkali feldspar sebanyak 65 – 90 persen dari jumlah seluruh mineral feldspar.

Karakteristik dari batuan granit adalah memiliki butiran kasar dan berwarna cerah. Warna batuan granit meliputi warna merah, abu-abu, putih, dan merah muda, dengan butiran warna gelap seperti hijau tua, coklat tua, dan hitam.  Warna tersebut diperoleh dari komposisi mineral yang terkandung dalam batuan granit. Karakteristik lain dari batuan granit yaitu bersifat asam, serta ukuran butiran kristalnya relatif sama dan besar. Tekstur butiran batuan granit disebut tekstur phaneritic yang tidak memiliki retakan dan lubang-lubang bekas pelepasan gas (vasculer). Batuan ini sangat masif (padat) dengan kepadatan rata- rata 2,75 gram per centimeter kubik dan kekuatan tekanan lebih dari 200 Mpa. Kepadatan tersebut memungkinkan batuan granit untuk tahan terhadap erosi dan abrasi, mampu menahan beban yang berat serta tahan terhadap pelapukan batuan.

Proses Terbentuknya Batuan Granit
Proses terbentuknya batuan granit :
  1. Proses pembentukan batuan granit diawali dari bergeraknya magma dari dapur magma.
  2. Setelah itu magma mendapat tekanan dari bawah. Magma yang bersifat lebih ringan dari batuan lain terus ditekan sehingga bergerak ke atas mendekati permukaan bumi.Pergerakan magma terhenti hanya sampai di bawah lapisan tanah karena tekanan yang diberikan terlalu kecil.
  3. Magma yang berada di dalam lapisan kulit bumi lama kelamaan mengalami proses kristalisasi karena suhu di dekat permukaan bumi lebih rendah daripada suhu di dalam dapur magma.
  4. Setelah mengalami proses kristalisasi, maka magma akan membeku dan menjadi batuan granit yang termasuk dalam jenis batuan beku.

Kegunaan Batuan Granit
Sifat asam dari batuan granit membuat batuan ini tahan terhadap hujan asam sehingga banyak dimanfaatkan di bidang konstruksi bangunan. Manfaat lain dari batuan granit yaitu :
  1. Sebagai acuan alat ukur

Batuan granit bersifat kaku, non-higroskopis, kedap air dan memiliki koefisien termal yang rendah. Sifat- sifat tersebut membuat batuan ini dicari untuk dijadikan bidang acuan dalam pembuatan alat pengukur. Contoh implikasinya adalah sebagai bidang acuan pada alat pengukur koordinat (coordinate measuring machine).

  1. Sebagai interior bangunan
Manfaat kedua dari batu granit yaitu sebagai bahan dasar interior bangunan. Warna batu granit yang terang dapat memperindah interior bangunan. Setelah diasah dan dihaluskan, batuan granit lembaran dapat dipotong- potong dan dijadikan ubin dengan warna- warna yang alami. Pada umumnya ubin tersebut digunakan untuk ubin lantai, anak tangga maupun dinding berbagai ruangan seperti kamar mandi dan dapur.

  1. Sebagai eksterior bangunan
Manfaat ketiga dari batuan granit yaitu sebagai bahan dasar eksterior bangunan. Jenis batuan ini dapat dijadikan paving dan bahan dasar konstruksi bangunan seperti monumen, jembatan dan gedung- gedung perkantoran.  Selain itu, batuan granit yang dihancurkan dapat dimanfaatkan sebagai agregat dalam pembangunan rel kereta api dan jalan raya.

  1. Sebagai media panjat tebing
Bongkahan batuan granit yang masih berada di alam dapat dimanfaatkan sebagai media panjat tebing. Contoh lokasi batuan granit alami yang digunakan untuk wall climbing adalah Mont Blanc Massif di Pegunungan Alpen Barat.

ANDESIT


4. Andesit (Andesite)


Batuan beku berwarna abu-abu gelap yang terbentuk sebagai lava menyerupai basalt. Andesit dapat dibedakan dengan basalt dengan adanya mineral-mineral yang lebih kasar seperti plagioklas, horblenda, dan biotit.

Ø  Proses Terbentuknya: Batuan ini berasal dari lelehan lava gunung merapi yang meletus, batu Andesit terbentuk (membeku) ketika temperatur lava yang meleleh turun antara 900oC sampai dengan 1.100oC. Merupakan jenis batuan beku luar.
Ø  Kandungan Mineral: Mineral batu yang berukuran kecil dan berwarna hitam disebut mineral biotite dan yang berwarna putih disebut potassium feldspar. Hornblende dan pyroxen adalah mineral-mineral gelap lainnya yang terdapat pada batuan Andesite. Batuan Andesite mempunyai lebih dari 20 persen kandungan kuarsa dan yang terbanyak adalah mineral plagioklas, walaupun mineral-mineral ini kadang hanya terlihat di bawah mikroskop.
Ø  Warna: Agak gelap (abu-abu tua) dengan fenokris-fenokris hornblende dalam bentuk jarum panjang.
Ø  Tekstur: Porphyritic karena lava yang membentuk batu andesit megandung banyak phenocrysts (Kristal/mineral yang besar).
Ø  Struktur: Scoria, vesikular, pillow atau columnar.

Karakteristik Batuan Andesit
Batuan andesit atau disebut juga dengan lavastone adalah batuan beku yang tersusun atas mineral yang halus (fine-grained), serta memiliki kandungan silica yang lebih tinggi dari batu basal dan lebih rendah dari batuan rhylolite dan felsite.
Meskipun pembentukan batuan andesit terjadi di bawah permukaan bumi, umumnya batuan andesit terbentuk di permukaan bumi sebagai akibat letusan gunung merapi. Karena itu para ahli mengklasifikasikannya ke dalam bagian batuan beku ekstrusif.
Batuan Andesit terbentuk dari magma dengan temperatur antara 900 sampai 1.100 derajat celcius. Mineral-mineral yang dikandung batuan andosit bersifat mikroskopis, sehingga tak bisa dilihat tanpa batuan mikroskop. material-material itu antara lain adalah :
  • Silika (SiO2), dengan jumlah antara 52-63 %
  • Kuarsa, dengan jumlah sekitar 20 %
  • biotite
  • Basalt
  • Feltise
  • Plagiocase feldspar
  • pyroxene (clinopyroxene dan orthopyroxene)
  • hornblende dengan persentase sangat kecil
Di lapangan, morfologi batuan andesit dapat dikenali dari warna abu-abu yang dominan sampai merah. Warna ini menandakan kandungan silicanya yang cukup besar. Ciri morfologi lainnya adalah memiliki pori-pori yang cukup padat dan struktur yang sangat pejal. Tapi struktur kepadatan batuan andesit masih di bawah batuan granit.
Batuan Andesit berbentuk kristalin. Terdapat beberapa macam kristal mineral pada batuan andesit. Kristal-kristal ini sudah terbentuk jauh sebelum proses pembekuan magma terjadi. Karena itu, para ahli geologi bisa mengidentifikasi sejarah perjalanan magma dari kristalin yang terdapat pada batuan andesit.
Kristal-kristal penyusun batuan andesit memiliki dua ukuran. Perbedaan ukuran ini terjadi karena magma yang keluar ke permukaan bumi belum sempat terkristal akan terkristal dengan cepat karena suhu permukaan yang rendah. Hasilnya adalah dua kristal dengan ukuran yang berbeda. Yaitu :
  • fenokris. adalah kristal besar yang sudah terbentuk perlahan-lahan sejak di bawah permukaan bumi
  • groundmass, adalah kristal berukuran kecil yang terbentuk dengan cepat di permukaan.
Pada umumnya, jenis kristal-kristal dalam batuan andesit seragam (Fenokris saja atau Groundmass saja). Namun ada kejadian di mana, batuan andesit mengandung keduanya, baik fenokris maupun groundmass. Batuan andosit dengan ciri-ciri seperti ini disebut Andesit Porfiri.
Walaupun pada umumnya berwarna abu-abu, namun pada kondisi cuaca tertentu, batuan andesit bisa saja memiliki warna coklat tua. Karena itu untuk mengidentifikasinya perlu dilakukan pemeriksaan lebih detail. Jika ditemukan ada batuan yang memiliki ciri morfologi sama dengan batuan andesit tapi belum pasti akan kandungan kimianya, maka untuk sementara batuan tersebut disebut andesitoid. Setelah dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai kandungan mineralnya barulah diputuskan apakah batuan ini benar merupakan batuan andesit atau bukan.

Proses Terbentuknya Batuan Andesit
Proses pembentukan batuan andesit secara letusan (vulkanologi) agak mirip dengan proses pembentukan batuan diorit. Batuan andesit biasanya ditemukan dalam aliran lava yang dihasilkan stratovulkano. Lava yang naik ke permukaan bumi akan mengalami proses pendinginan dengan sangat cepat, karena itu tekstur batuan andesit sangat halus.
Ada banyak situasi yang mendorong terbentuknya batuan andesit. Salah satuanya adalah terbentuk setelah proses melting (pelelehan/pencairan) lempeng samudra akibat subduksi. Subduksi yang menyebabkan pelelehan itu merupakan sumber magma yang naik dan membeku menjadi batuan andesit. Karena itu biasanya batuan andesit terletak di atas zona subdiksi yang jadi batuan umum penyusun kerak benua.
Selain karena subdiksi, batuan andesit juga bisa terbentuk jauh dari zona subdaksi. Misalnya, batuan andesit juga bisa terbentuk pada ocean ridges dan oceanic hotspot yang dihasilkan dari pelelehan sebagian (partial melting) batuan basalt. Batuan andesit juga bisa terbentuk saat terjadi letusan pada struktur dalam lempeng benua yang menyebabkan magma yang meleleh keluar menuju kerak benua (lava) bercampur dengan magma benua.

Kegunaan Batuan Andesit
Batuan andesit umumnya digunakan untuk sektor konstruksi dan dipotong jadi dimension stone untuk berbagai keperluan.
  1. Sektor konstruksi
Batuan andesit banyak dipergunakan untuk pembangunan infrastruktur seperti jembatan, jalan raya, irigasi, landasan terbang, pelabuhan serta gedung-gedung dan lainnya. Biasanya batuan andesit yang digunakan untuk keperluan infrastruktur ini sudah berbentuk agregat dari pertambangan. Batuan andesit banyak digunakan karena memiliki daya tahan yang kuat terhadap berbagai cuaca dan tahan lama.
Tidak semua batuan andesit lolos uji sebagai bahan dasar konstruksi/ pembangunan. Batuan andesit yang bisa digunakan untuk fungsi ini harus melewati serangkaaian tes berupa uji kuat tarik, kuat tekan, kuat geser, densitas, berat jenis, dan lain-lain. Hasil tes ini akan memperlihatkan elastisitas batuan dan sifat fisika lainnya. Sehingga bisa disortir batuan mana yang bisa digunakan.
2. Sebagai dimension stone
Karena tidak semua batuan andesit dari pertambangan bisa digunakan untuk konstruksi, batuan andesit juga dipotong menjadi ukuran tertentu, dipahat, diamplas kemudian dipoles agar bisa dimanfaatkan untuk tujuan tertentu. Potongan-potongan ini yang disebut dimension stone. Dimension stone umumnya dimanfaatkan untuk keperluan estetika. Seperti ornamen-ornamen pada dinding, lantai atau dekorasi lainnya.
Selain itu Dimension Stone dari batuan andesit juga digunakan untuk memproduksi berbagai macam kerajinan tangan. Misalnya pusat kerajinan di Majalengka dan Cirebon yang menggunakan dimension stone dari batuan andesit sebagai bahan bakunya.

HIDROSFER

Hidrosfer Adalah Lapisan Air yang Menyelubungi Bumi Baik di Darat Maupun di laut.

LITHOSFER

KETERANGAN BATUAN

BATUAN BEKU
(Batuan yang terbentuk dari hasil pembekuan magma)

Basalt (Basalt)
Batuan beku yang berwarna gelap (hitam), berbutir halus dan mengandung banyak mineral Plagioklas dan Piroksen, kandungan silika (SiO2) rendah (45 – 50%). Basalt terbentuk dari larutan magma yang menerobos hingga mencapai ke permukaan bumi berbentuk lava yang kemudian membeku dengan cepat.

Gabro (Gabbro)
Batuan beku berbutir kasar, komposisi mineralnya sama yang dikandung oleh Basalt. Batuan ini berasal dari magma yang proses pembekuannya secara perlahan dan lebih dalam dari permukaan bumi (plutonik) disbanding proses pembekuan basalat, sehingga butiran mineralnya tumbuh lebih besar.

Granit (Granite)
Disebut batuan beku asam berbutir kasar. Mineral pembentuknya berwarna terang (Kuarsa Ortoklas) proses pembekuannya perlahan dan jauh dari permukaan bumi.

Andesit (Andesite)
Batuan beku berwarna abu-abu gelap yang terbentuk sebagai lava menyerupai basalt. Andesit dapat dibedakan dengan basalt dengan adanya mineral-mineral yang lebih kasar seperti plagioklas, horblenda, dan biotit.

Diabas (Diabase)
Batuan beku berwarna abu-abu dan berbutir sedang. Mineral piroksen dan plagioklas berbentuk seperti jarum yang saling bersilangan. Diabas terbentuk dari magma hingga dekat ke permukaan.

Dasit (Dacite)
Batuan beku berwarna abu-abu terang dicirikan dengan mineral plagioklas berbutir kasar dalam masa dasar lebih halus.




BATUAN SEDIMEN
(Batuan yang terbentuk dari proses pengendapan mineral dan partikel-partikel batuan. Batuan sedimen umumnya membentuk susunan yang berlapis-lapis)

Rijang (Chert)
Disebut sebagai batuan sedimen laut dalam. Batuan ini terbentuk oleh proses pengendapan yang terjadi pada dasar samudera. Fosil renik Radiolaria yang dijumpai di dalam batu rijang di daerah Karangsambung menunjukkan umur 85 juta tahun hingga mencapai 140 juta tahun yang lalu.

Konglomerat (Conglomerate)
Batuan sedimen klastik yang disusun oleh fragmen mineral dan butiran batuan berbentuk membulat berukuran kerikil (lebih besar dari 2mm). Fragamen-fragmen ini diikat oleh masa dasar batu pasir.

Batupasir (Sandstone)
Disebut sedimen klastik yang didalamnya terdapat batuan berukuran pasir (Umumnya butiran berukuran hingga 2mm).

Batugamping Numulities (Nummulities Limestone)
Batuan sedimen bioklastik yang dipenuhi oleh fosil Foraminifera Nummulities. Fosil Nummulities memberi petunjuk bahwa batuan ini diendapkan di laut dangkal dan berumur hingga 55 juta tahun yang lalu.

Batugamping Merah (Kalsilutite)
Batuan ini terbentuk di dasar laut dalam di mana batugamping masih bisa terbentuk. Di daerah Karangsambung batugamping merah berselang-seling dengan batu rijang.

Kalkarenit (Calcarenit)
Merupakan jenis batugamping klastik yang berukuran butir menyerupai ukuran butir batupasir. Batuan ini terbentuk di lingkungan laut. Butiran berukuran pasir bisa berupa mineral kuarsa di dalam masa dasar karbonat.




BATUAN METAMORF
(Batuan yang terbentuk dari batuan asal yang dipengaruhi oleh tekanan dan temperatur)

Kuarsit (Quartzite)
Batuan metamorf yang disusun oleh mineral kuarsa (SiO2) berwarna putih terang. Kuarsit terbentuk dari metamorfosa batu pasir kuarsa.

Serpentinit (Serpentinite)
Batuan metamorf yang merupakan ubahan dari batuan ultrabasa (misalnya dunite) penyusun kerak samudera. Serpentinit memiliki warna kehijauan yang ornamental.

Sekis Mika (Mica Schist)
Batuan metamorf berwarna putih keperakan oleh hadirnya mineral mika. Umumnya kepingan mika berukuran lebih dari 1mm saling berangkai membentuk bidang-bidang yang saling sejajar (disebut schistosity).

Filit (Phyllite)
Batuan metamorf hasil dari metamorfik regional satu rendah, berbutir halus yang merupakan ubahan dari batulempung. Filit berwarna hitam keperakan dari mineral klorit, muskofit dan serisit yang membentuk saling sejajar.

Marmer (Marble)
Batuan metamorf yang massif (tidak berfoliasi) berwarna terang dan biasanya sangat keras. Marmer merupakan ubahan dari batugamping.

Gneis (Gneiss)
Batuan metamorf berbutir kasar dan memperlihatkan “perlapisan” kesan perlapisan ini sebagai hasil pemisahan mineral-mineral berwarna gelap dan mineral berwarna terang.